WAYANG beber merupakan seni pertunjukan tradisional yang dapat dikategorikan kurang populer dan publiknya sangat terbatas. Secara umum, wayang beber termasuk jenis seni pertunjukan tradisional yang fenomenal. Pertama, jenis wayang tersebut termasuk peninggalan budaya yang telah berusia tua, karena pusaka budaya ini merupakan peninggalan zaman Majapahit. Kedua, jenis wayang ini hanya ditemukan di daerah pegunungan Jawa bagian tengah dan selatan, khususnya di Gunungkidul (DIY) dan Pacitan (Jawa Timur).
Nasib serupa juga dialami kesenian Dhalang Jemblung (Banyumas Jawa Tengah) dan Kentrung (Blora Jawa Tengah). Seni pertunjukan langka ini jarang dipentaskan dan kurang populer. Praktisi seni yang mampu memainkan atau mementaskannya sangat terbatas, publik yang bisa mengapresiasinya juga relatif terbatas.
Urutan pertunjukkan :
1. Dalang membakar kemenyan, kemudian membuka kotak dan mengambil tiap gulungan menurut kronologi cerita.
2. Dalang membeberkan gulungannya pertama dan seterusnya, dengan membelakangi penonton.
3. Dalang mulai menuturkan janturan (narasi).
4. Setelah janturan, mulailah suluk (Lagu penggambaran) yang amat berbeda dengan umumnya suluk wayang purwa
5. Setelah suluk, dimulailah pocapan berdasarkan gambar wayang yang tengah dibeberkan. begitu seterusnya sampai seluruh gulungan habis dibeberkan dan dikisahkan.Sumber : .PERKEMBANGAN TEATER DAN DRAMA INDONESIA
Pengarang : Jakob Sumardjo
Penerbit : STSI PRESS Bandung, 1997